Rabu, 09 April 2008

PENGGUNAAN ISDN PADA PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Gunawan S.Kep


A.
Pendahuluan

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab paling umum iskemia miokard adalah aterosklerosis. Keberadaan aterosklerosis menyebabkan penyempitan pada lumen pembuluh arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen miokard berkurang. Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan angina pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis miokard dan pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark miokard (Isselbacher, 2000).

Obat yang umum digunakan yaitu antiangina (senyawa nitrat, penghambat beta, penghambat kanal kalsium) dan asetosal (Isselbacher, 2000). Senyawa nitrat bekerja melalui dua mekanisme. Secara in vivo senyawa nitrat merupakan pro drug yaitu menjadi aktif setelah dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida (NO). Biotransformasi senyawa nitrat yang berlangsung intraseluler ini dipengaruhi oleh adanya reduktase ekstrasel dan reduced tiol (glutation) intrasel. Nitrogen monoksida akan membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim ini sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP akan menyebabkan defosforilasi miosin, sehingga terjadi relaksasi otot polos. Mekanisme kerja yang kedua yaitu akibat pemberian senyawa nitrat, endotelium akan melepaskan prostasiklin (PGI2) yang bersifat vasodilator. Berdasarkan kedua mekanisme ini, senyawa nitrat dapat menimbulkan vasodilatasi, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan kebutuhan dan peningkatan suplai oksigen (Gunawan, 2007).

B. Sasaran Terapi

Vasodilatasi pembuluh arteri koronaria epikardial.

C. Tujuan Terapi

Mengatasi nyeri angina dengan menyeimbangkan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

D. Strategi Terapi

Pada serangan akut angina diberikan kombinasi dua macam antiangina (dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping) dan asetosal. Jika serangan angina tidak membaik pada pemberian kombinasi dua macam antiangina, maka dapat diberikan kombinasi tiga macam antiangina. Antiangina digunakan karena dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen miokard sehingga keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tercapai. Asetosal digunakan karena dapat mencegah atau mengurangi agregasi trombosit, dengan demikian aliran darah tidak semakin terhambat (Isselbacher, 2000).

E. Obat Pilihan

Pada artikel ini, isosorbid dinitrat digunakan sebagai obat pilihan.

1. Nama generik : Isosorbid Dinitrat, tablet sublingual 5 mg, 10 mg

2. Nama dagang

  • Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
  • Cedocard Retard, tablet lmb 20 mg
  • Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg
  • Isoket, tablet 5 mg, 10 mg
  • Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml; aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g
  • Isomack Retard, kapsul 20 mg
  • Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml
  • Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml
  • Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg

3. Indikasi : Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri

4. Kontra-indikasi

Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.

5. Bentuk sediaan

Tablet, tablet sublingual, tablet lepas lambat, kapsul, cairan injeksi, aerosol, krim, buccal spray, dan spray transdermal.

6. Dosis dan Aturan pakai

  • Sublingual : 5-10 mg
  • Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg
  • Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan

7. Efek samping

Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.

8. Peringatan

  • Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infark miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil sebelum kardioversi atau diatermi.
  • Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi (efek terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam setiap kurun waktu 24 jam.

(Anonim, 2000)

Daftar Pustaka

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Depkes RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Gunawan, S.G. (Ed.), dkk., 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta.

Isselbacher, K.J. (Ed.), et al., 2000, Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Volume 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar: